Kamis, 27 Januari 2011

POTENSI WILAYAH LAMPUNG


POTENSI WILAYAH PROVINSI LAMPUNG
DALAM SEKTOR PERKEBUNAN SERTA PERINDUSTRIAN, PERTAMBANGAN ENERGI & KONSTRUKSI

Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada 103o40' sampai 105o50' Bujur Timur dan 6o45' sampai 3o45' Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
􀂾 Di sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu
􀂾 Di sebelah Selatan dengan Selat Sunda
􀂾 Di sebelah Timur dengan Laut Jawa
􀂾 Di sebelah Barat dengan Samudra Indonesia
Kawasan bagian barat Provinsi Lampung merupakan daerah pegunungan sebagai rangkaian dari Bukit Barisan. Tercatat tiga buah gunung yang tingginya lebih dari 2000 m dari permukaan laut, yaitu Gunung Pesagi di Kabupaten Lampung Barat dengan ketinggian 2.239 m, Gunung Tanggamus dengan tinggi 2.102 m terletak di Kabupaten Tanggamus dan Gunung Tangkit Tebak dengan tinggi 2.115 m terletak di Kabupaten Lampung Utara.
PERINDUSTRIAN, PERTAMBANGAN ENERGI & KONSTRUKSI
Dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Lampung, sektor Industri Pengolahan memiliki peranan keempat setelah sektor Pertanian, sektor Perdagangan/Hotel/Restoran dan sektor jasa-jasa. Sebagaimana
diketahui bahwa dalam pembangunan ekonomi wilayah, sektor Industri Pengolahan biasanya dijadikan sektor andalan untuk menumbuhkan perekonomian dan mengembangkan sektor-sektor lainnya.
Dari hasil survei industri yang dilakukan BPS Lampung terlihat bahwa jumlah perusahaan industri besar/sedang di Provinsi Lampung tahun 2005 adalah 177 perusahaan. Jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2003 dengan jumlah 187 perusahaan, maka secara total terjadi pengurangan sebanyak 10 perusahaan atau turun sekitar 5,34 persen. Banyaknya pekerja yang diserap oleh perusahaan industri besar/sedang mencapai 57.659 orang dengan klasifikasi perusahaan yang paling banyak menyerap pekerja adalah industri makanan lainnya (KKI 154) sebanyak 19.571 orang (29,82 persen), kemudian klasifikasi industri pengolahan dan pengawetan daging, ikan, buah-buahan, sayuran, minyak (KKI 151) sebanyak 17.194 orang (18,69 persen) dan industri penggilingan padipadian, tepung dan makanan ternak (KKI 153) yang menyerap pekerja sebanyak 7.886 orang (13,68). Perindustrian, Pertambangan, Energi dan Konstruksi Pada tahun 2005, nilai tambah atas dasar harga pasar yang diciptakan oleh seluruh usaha industri besar dan sedang adalah sebesar 5.786,903 milyar rupiah. Jika dibandingkan dengan nilai tambah tahun 2004 sebesar 4.751,453 milyar rupiah maka pada tahun 2005 terjadi kenaikan sebesar 1.035,450 milyar rupiah atau sekitar 21,79 persen. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Provinsi Lampung, produksi listrik yang dibangkitkan oleh PT. (Persero) PLN di Provinsi Lampung tahun 2006 adalah 1.698.807. Dari jumlah tersebut yang terjual adalah 1.502.222 Mwh.

SEKTOR PERKEBUNAN
·         Kelapa Sawit
Volume eksport dari produksi perkebunan kelapa sawit setiap tahunnya naik.  Pada tahun 2005 minyak kepala sawit (palm oil) di eksport sebanyak 122.240 ton, kemudian pada tahun 2006 naik menjadi 494.544 ton.  Dimana luas areal perkebunan kelapa sawit di Lampung 75.150 Ha. Wilayah yang sangat potensial untuk komoditas ini berada di Kabupaten Tulang Bawang, yaitu memiliki lahan tanaman kelapa sawit seluas 67.606 Ha dengan produksi rata-rata 15 ton tandan buah segar perhektar.
Pertahun akan menghasilkan produksi sebesar 1.014.090 ton.  Tandan buah diolah menjadi CPO di beberapa pabrik pengolahan, seperti pabrik Sungai Merah di Kecamatan Penawar Tama, pabrik Sungai Buaya di Kecamatan Mesuji, dan pabrik Tunas Baru Lampung (TBL) serta pabrik Barat Selatan Makmur Investindo di Kecamatan Simpang Pematang yang keseluruhannya berkapasitas 270 ton tandan buah segar per jam.
Peluang investasi
Saya sebagai Seorang Kepala Daerah akan membangun peluang investasi untuk tanaman kelapa sawit dengan areal 67.606 Ha dengan produksi rat-rata 15 ton/ha/tahun akan dihasilkan produksi tandan buah segar sebesar 999.990 ton/tahun yang dimulai pada tahun ketiga sampai tahun ke-24 setelah masa tanam.  Peluang tersebut membutuhkan biaya investasi sebesar 306 Milyar (hasil perhitungan 67.606 Ha x Rp.4.528.750,-) dengan rata-rata pertahun sebesar Rp.274 Milyar (hasil perhitungan 67.606 Ha x Rp.4.059.618,-).
·         Tebu
Potensi
Produksi komoditas perkebunan terbesar adalah tebu yang mencapai714.641 ton, dimana produksi tebu terbesar dihasilkan oleh perkebunan swasta (89,77 persen).  Hal ini berkaitan dengan adanya industri gula di Provinsi Lampung, yang sekaligus mengusahakan perkebunan tebu.
Untuk tanaman tebu telah memiliki lahan seluas 88.207 Ha yang terkonsentrasi di Kecamatan Gedung Meneng yang dimiliki oleh PT. Sweet Indo Lampung (SIL) dan PT. Indo Lampung Perkasa (ILP). Pada musim giling (Mei - Oktober) menghasilkan ± 1.629.400.000 batang. Sementara ini sebelum pemanenan dilakukan pucuk tanaman tebu dibakar secara percuma.  Sementara di sisi lain para peternak kesulitan mendapatkan rumput terutama dimusim kering.
Peluang Investasi
Saya sebagai Kepala Daerah  akan mengembangkan area tanaman tebu seluas 66.666 Ha merupakan peluang investasi.  Dengan produksi 80.246 batang/Ha/Tahun atau 100 ton/Ha/tahun akan dihasilkan produksi sebesar 5.349.679.836 batang/tahun atau 6.666.600 ton/tahun.  Dengan demikian masih berpeluang didirikannya perkebunan tebu dengan industri pengolahannya untuk dijadikan gula.  Dengan luas areal tersebut dibutuhkan biaya investasi sebesar Rp.2,5 Triliyun (hasil perhitungan 66.666 Ha x Rp.38.120.000,-) yang di dapat sejak tahun ketiga sampai dengan tahun ke-20 setelah masa tanam.
Peluang investasi yang lain bagi tanaman tebu masih sangat terbuka mengingat pucuk tanaman tebu yang telah diusahakan oleh PT.SIL dan PT.ILP yang produksinya sebesar 1.629.400.000 batang dapat memberi makan 2.707 ekor sapi selama 6 bulan dengan asumsi kebutuhan seekor sapi menghabiskan 100 batang pucuk tebu setiap hari.  Dengan peluang ini dibutuhkan investasi industri pecan ternak dan usaha penggemukan sapi, karena tersedia cukup banyak bahan bakunya.
·         Karet
Potensi
Tanaman karet yang juga menjadi komoditas unggulan pada sektor perkebunan memiliki areal tanaman seluas 96.408 Ha dengan produksi 54.120 ton.  Dimana luas areal perkebunan karet rakyat 67.472 Ha dengan produksi 29.646 ton.  Untuk perkebunan karet rakyat terbesar di beberapa kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang.  Sedangkan lahan milik PT.HIM berada di Kecamatan Tulang Bawang.
Sampai saat ini di Kabupaten Tulang Bawang baru memiliki sebuah unit pengolahan hasil (UPH) karet yang kapasitas 14,4 ton latek pekat dan 3 ton sheet per hari hasil produksi kebun sendiri seluas 3.694 Ha.  Sedangkan selebihnya produksi karet berupa lum basah dijual ke pabrik pengolahan di Sumatera Selatan dan Bandar Lampung.


Peluang Investasi
Tanaman karet juga masih terbuka peluang investasi dengan luas lahan 66.666 Ha yang masih dapat dikembangkan.
Tanaman karet juga masih terbuka peluang investasi dengan luas lahan 66.666 Ha yang masih dapat dikembangkan. Dengan produksi letak rata-rata 3,89 kg/Ha/hari (hasil perhitungan 14,4 ton/3.694 Ha) maka dalam luasan 66.666 Ha akan dihasilkan produksi latek sebesar 259,9 ton/hari atau 93.556 ton /tahun.  Maka investasi yang dibutuhkan untuk membangun perkebunan karet sebesar Rp.255 Milyar (hasil perhitungan Rp.3.826.000,- x 66.666 Ha) dengan pendapatan rata-rata pertahunRp.184 Milyar (2.762.647,- x 66.666 Ha )yang didapat pada tahun keenam sampai tahun ke-30 setelah masa tanam. Investasi lain yang juga dapat dikembangkan pada komoditas karet adalah berupa pabrik pengolahan.  Dari perkebunan karet yang sedang diusahakan saat ini hanya ada satu pabrik pengolahan karet latek yaitu PT. Huma Indah Mekar (HIM).  Sementara perkebuan rakyat seluas 67.472 dengan produksi 108,6 ton/hari belum mampu dikelola oleh PT.HIM.
Sebagai Kepala Daerah saya melihat  masih terbuka peluang investasi untuk didirikannya 7 pabrik pengelolaan karet latek (hasil perhitungan 108,6 ton/14,4 ton) yang memiliki kapasitas produksi seperti PT. HIM.
·         Kopi
Potensi
Untuk komuditas kopi sementara ini sentra produksi dipusatkan di Kabupaten Lampung Barat yang tersebar pada wilayah dataran tinggi dimula dari kecamatan Sumber Jaya sampai Liwa dengan luas Areal 59.316  Ha yang didominasi oleh kopi Robusta dengan produksi 56.228 ton pada tahun 2007 atau sekitar 39,88% dari total produksi Lampung sebanyak 140.992 ton, dengan luas areal 164104 Ha.
Daerah penanamannya terdapat di 14 kecamatan, yang paling luas areal penanamannya berada di Kecamatan Sekincau (9.670 ha), Souh (8,785 ha), Belalau (7.745 ha), dan Way Tenong (7.386 ha).
Peluang Investasi
Apabila Saya ingin menjadikan daerah Lampung Barat sebagai sentra komuditas kopi maka masih berpeluang pada area perkebunan seluas 51.205 ha (hasil perhitungan 164.104 ha dikurangi 59.316  ha).  Jika perhitungan investasi sebesar Rp.9.311.150 per ha maka untuk mengembangkan perkebunan kopi seluas 104.788 ha dibutuhkan investasi sebesar 975.7 milyar.Peluang investasi yang lain pada komuditas kopi adalah didirikannya pabrik pengolahan biji kopi.  Produksi kopi sebesar 70.615 ton selama ini hanya dikelola melalui teknologi sederhana oleh petani sehingga tidak dapat memenuhi standar kualitas, baik nasional maupun eksport.
Produksi yang sedemikian besar maka dibutuhkan investasi untuk mendirikan beberapa industri pengolahan biji kopi.
·         Kakao
Potensi
Di Lampung, kakao memiliki total luas lahan 39.255 Ha dengan produksi 25.432 ton, baik itu perkebunan rakyat, perkebunan besar Negara, maupun perkebunan besar swasta.  Pada komoditas kakao peluang investasi dipusatkan di Kabupaten Tanggamus.  Dengan luas lahan 12.989 Ha, dengan total produksi sebesar 7.160 ton pada tahun 2007 merupakan komuditas yang perlu dikembangkan.  Sementara waktu ini perkebunan kakau yang ada diusahakan oleh panitia rakyat dengan penjualan komuditas biji kakao kering dari petani kepada pedagang pengumpul.  Biji kakao kering inilah yang kemudian dijual ke daerah di luar Propinsi Lampung dan ada sebagaiannya yang menjadi komuditas eksport.
Di kabupaten Tanggamus terdapat perkebunan besar swasta yang mengelola tanaman kakao namun hanya seluas 1.046 ha.  Kondisi inilah yang pada akhirnya kualitas produksi biji kakao kurang memenuhi standar kualitas biji kakao karena sebagian besarnya diusahakan melalui perkebunan rakyat yang menggunakan teknologi sederhana.
Peluang Investasi
Kabupaten Tanggamus merupakan sentra kakao, menurut data Pemda Tanggamus masih terdapat area perkebunan seluas 64.517 ha area perkebunan termasuk perkebunan kakao di dalamnya seluas 12.989 Ha.   Berarti masih ada peluang seluas 51.528 ha untuk dikembangkan sebagai perkebunan kakao.  Jika menurut perhitungan ekonomi setiap hektarnya dibutuhkan investasi sebesar Rp. 3.128.000 maka untuk menjadikan Kabupaten Tanggamus sebagai sentra kakao dibutuhkan investasi sebesar Rp. 160 milyar.
Peluang kedua yang masih dapat dikembangkan dikabupaten Tanggamus adalah investasi untuk mendirikan industri pengolahan biji kakau. Komoditas produksi kakau yang saat ini ada sebesar 7.160 ton per tahun merupakan bahan baku potensial untuk diolah menjadi bahan baku aditif makanan, susu dll sebagai cita rasa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar