Sabtu, 29 Januari 2011

Potensi Wilayah Sumsel

Kabupaten Musi Rawas merupakan wilayah yang berfungsi dan berperan cukup strategis dalam lingkup Wilayah Sumatera Selatan. Berdasarkan RTRW Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Musi Rawas termasuk ke dalam Wilayah Pengembangan Bagian Barat yang berfungsi sebagai lumbung pangan, pengembangan sektor perkebunan, pengembangan sektor energi dan sebagai daerah penyangga (buffer) Provinsi Sumatera Selatan karena di wilayah ini terdapat kawasan Lindung Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Di masa datang, wilayah ini diharapkan mampu berperan sebagai penggerak perekonomian Sumatera Selatan yang berbasis sektor pertanian (Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan serta Kehutanan), Pertambangan dan Penggalian. Berikut akan digambarkan dan dijelaskan potensi apa saja yang ada di Kabupaten Musi Rawas dan bagaimana cara meningkatkan dan mengembangkannya.
Letak Geografis
Luas Wilayah Kabupaten Musi Rawas secara keseluruhan adalah 1.236.582,66 ha. Secara geografis Kabupaten Musi Rawas berada di Kawasan bagian barat Provinsi Sumatera Selatan, tempat bertemunya hulu Sungai Musi dengan aliran Sungai Rawas. Kabupaten Musi Rawas terletak pada posisi 2o20’00” - 3º38’00”LS dan 102o07’00” -103º40’10” BT. Letak Kabupaten Musi Rawas sangat strategis karena dilalui jalur lintas tengah Sumatera, yaitu jalur darat yang  menghubungkan Bakaheuni di Lampung dan Banda Aceh, serta jalan lintas antar Provinsi yang menghubungkan Kota Palembang dengan Bengkulu, baik melalui Sekayu maupun Lahat. Dan ini merupakan potensi yang sangat potensial untuk dikembangkan. Secara administratif Kabupaten Musi Rawas terdiri dari 17 kecamatan, 19 kelurahan, 242 desa. Batas – batas Wilayah Kabupaten Musi Rawas adalah sebagai berikut :
·Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi
·Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lahat
·Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Kota Lubuklinggau
·Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin dan Kab. Muara Enim
Kondisi geografis dan batas administratif di atas menunjukkan bahwa secara sosial – ekonomis Kabupaten Musi Rawas berada pada posisi strategis untuk jalur perdagangan, sehingga berpotensi untuk tumbuhnya perekonomian melalui pengembangan pusat perdagangan yang dapat mengakses kegiatan perdagangan kawasan barat Provinsi Sumatera Selatan ke Pelabuhan Tanjung Siapi-api.
Fisik dan Sumberdaya Alam
Secara umum kondisi fisik Kabupaten Musi Rawas mempunyai topografi wilayah yang bergelombang. Dengan ketinggian berkisar 25-1000 meter di atas permukaan laut (dpl). Luas wilayah yang dominan adalah daerah potensial untuk pertanian yaitu seluas lebih kurang 948.135,6 ha. Selebihnya berupa tanah perbukitan yang mempunyai kemiringan sangat curam yang sebagian besarnya berupa Bukit Barisan yang memanjang dari Utara sampai Selatan, khususnya di bagian Barat daerah ini yang termasuk kedalam Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang membentang luas ke dalam empat Provinsi. Keadaan ini mengindikasikan adanya keterbatasan fisik wilayah dalam rangka pembangunan Kabupaten Musi Rawas yang memerlukan penanganan secara hati-hati untuk dapat mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Kabupaten Musi Rawas mempunyai potensi kekayaan alam yang beragam. Selain potensi perkebunan dan pertanian, Kabupaten Musi Rawas memiliki potensi bahan tambang dan galian. Di Kawasan Kecamatan Rupit dan Rawas Ulu terkandung logam mulia yang diperkirakan cadangan biji emasnya sekitar satu juta ton dengan kadar emas 1,00 - 3,65 gram/ton dan biji perak sebesar 7,5 juta ton dengan kadar 41 gram per ton. Selain logam mulia, terdapat juga minyak bumi, batu bara, biji besi, timah hitam dan seng. Sedangkan bahan galian golongan C yang potensial adalah marmer, fosfat, batu gamping, andesit dan pasir. Kondisi hidrologi atau tata air pada umumnya terdiri dari sungai-sungai besar yang sebagian besar berasal dari Bukit Barisan, dan sebagian mampu dilayari. Sungai-sungai tersebut antara lainadalah: Sungai Musi, Sungai Rawas, Sungai Rupit, Sungai Kelingi,Sungai Megang, Sungai Lakitan, Sungai Lemutas, Sungai Semangus dan Sungai Gegas. Dengan banyaknya sungai di daerah ini bisa bermanfaat banyak baik untuk irigasi dan untuk pembangkit listrik. Wilayah rawa dan danau di Kabupaten Musi Rawas merupakan areal potensial pengembangan perikanan dan pengairan. Kondisi air tanah berupa air permukaan digunakan penduduk untuk keperluan mandi dan cuci, sedangkan air tanah dangkal digunakan penduduk untuk keperluan lainnya. Secara umum kemampuan tanah di Kabupaten Musi Rawas didominasi oleh jenis tanah dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm, dengan tekstur tanah halus dan tidak ada erosi dengan luas lahan sebesar 1.061.621,66 ha atau 85,85 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Musi Rawas. Sementara lahan yang memiliki kemungkinan erosi sebesar 44.418 ha atau sebesar 3,59 %. Berdasarkan kondisi yang ada dapat disimpulkan bahwa kemampuan lahan di Kabupaten Musi Rawas berada dalam keadaan yang baik untuk mendukung kegiatan pengembangan.
Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan didominasi pertanian sawah dan ladang, perkebunan, dan hutan. secara kuantitatif penggunaan lahan sebagian besar digunakan untuk perkebunan karet, yaitu seluas 426.440,535 ha (34,48 %) dan berupa hutan seluas 386.674,402 ha (31,26 %). Sementara untuk kegiatan permukiman penggunaan lahannya hanya sebesar 0,89% dari luas total wilayah. Artinya, daerah ini masih mempunyai peluang untuk pengembangan. Selanjutnya dengan luasnya kawasan hutan yang merupakan bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) memungkinkan daerah ini untuk meningkatkan pemafaatan hutan non kayu seperti untuk kegiatan Ecotourism (Ekowisata) Penelitian, Pendidikan dan pemanfaatan keunikan, keanekaragaman hayati yang terkandung didalamnya. Gambaran umum keadaan fisik sumberdaya alam di Kabupaten Musi Rawas di atas menunjukkan bahwa daerah ini masih cukup potensial untuk dikembangkan untuk pengembangan perekonomian berbasis agraris. Dengan iklim tropis basah yang lembab dan banyaknya sungai-sungai besar yang berhulu di TNKS yang memungkinkan dibangun irigasi skala besar, maka wilayah ini cukup potensial untuk dikembangkan sebagai sentra produksi agribisnis dan agroindustri perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, serta lumbung pangan dan lumbung energi.
Sumber Daya Manusia
Jumlah penduduk Kabupaten Musi Rawas Tahun 2004 adalah 465.682 jiwa, dengan jumlah penduduk yang banyak tersebut pemerintah tinggal meningkatkan kualitas SDM lagi dengan program-program tertentu.
Perekonomian
Secara garis besar struktur ekonomi diklasifikasikan ke dalam tiga sektor, yaitu: sektor primer, sekunder dan sektor tersier. Struktur ekonomi Kabupaten Musi Rawas masih didominasi sektor primer, yaitu pertambangan dan pertanian, kemudian diikuti sektor sekunder dan sektor tersier. Struktur ekonomi masih didominasi sektor pertambangan (antara 42,84 % - 45,03 %) dan pertanian (35,00 % - 41,27 %), sedangkan kontribusi sektor-sektor lain masih di bawah 6 %. Dari total kontribusi sektor pertambangan dan penggalian, 40,45 % - 42,39 % berasal dari pertambangan Migas dan sisanya berasal dari penggalian, sedangkan dari total kontribusi sektor pertanian, 19,25 % - 23,17 % berasal dari sektor perkebunan, 5,43 % - 10,00 % berasal dari sektor tanaman bahan makanan, dan sisanya secara berurutan berasal dari kontribusi sektor perikanan, peternakan dan kehutanan. Kabupaten Musi Rawas sebagai daerah yang berbasis agraris dan penghasil pertambangan dan penggalian, maka daerah ini masih belum mendapatkan nilai tambah dari kedua sektor tersebut. Hal ini dicerminkan dengan masih rendahnya kontribusi sektor industri pengolahan, perdagangan dan listrik terhadap PDRB. Pada hal kedua sektor ini merupakan kekuatan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan perekonomian daerah. Dengan demikian secara logis memperkuat bahwa untuk meningkatkankan kesejahteraan rakyat dan perekonomian daerah, yang dapat dijadikan leading sector adalah pengembangan agribisnis/agroindustri, terutama industri pengolahan hasil dan perdagangan, pengembangan jasa-jasa transportasi/distribusi dan pengembangan pertambangan untuk sumber energi sebagai upaya mendukung Sumatera Selatan sebagai lumbung pangan dan lumbung energi. Hal lain yang harus dipertimbangkan daerah ini adalah masih dominannya Sektor Pertambangan dan Penggalian dalam struktur ekonomi. Padahal Sumberdaya Alam (SDA) sektor ini merupakan SDA yang tidak dapat diperbaharui dan kondisi cadangannyapun semakin menipis. Sehingga ke depan, selain harus ada upaya mengubah struktur ekonomi yang berbasis SDA yang dapat diperbaharui, juga ada upaya penggalian sumber energi yang dapat diperbaharui, seperti Bioenergi.
Untuk mengatasi masalah tersebut menurut saya perlunya memasukkan konsep agropolitan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah yang mempunyai kekayaan dan keragaman sumberdaya hayati. Karena dengan konsep ini ada upaya pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya lokal, kemandirian dan mengatasi dualisme ekonomi perkotaan dan perdesaan.
Ini menunjukkan bahwa pengembangan agribisnis dengan berbasis sumberdaya lokal telah dapat mendorong peningkatan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja wilayah dan antar wilayah.
Pendidikan
Secara keseluruhan jumlah fasilitas pendidikan di Kabupaten Musi Rawas berjumlah 457 unit, yang terdiri dari Sekolah Dasar (SDN/S) berjumlah 410 unit, Sekolah Menengah Pertama (SMPN/S) berjumlah 36 unit dan Sekolah Menengah Umum (SMUN/S) berjumlah 11 unit. Secara umum semua kecamatan telah dilengkapi oleh sarana pendidikan SD dan SMP, terkecuali jenjang pendidikan SMU. Pembangunan sarana pendidikan ini terutama untu SMU perlu ditingkatkan lagi karena pendidikan merupakan salah satu potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan potensi wilayah yang ada.
Perdagangan dan Jasa
Posisi strategis sebagai Kabupaten Musi Rawas yang terletak di antara tiga Provinsi (Provinsi Sumater Selatan, Jambi dan Provinsi Bengkulu) secara signifikan berpengaruh terhadap struktur perekonomian daerah ini. Artinya, sektor perdagangan dan jasa merupakan sektor yang berpotensi untuk dikembangkan. Gambaran kondisi eksisting sarana perdagangan dan jasa Kabupaten Musi Rawas saat ini sebagian besar masih berupa toko dan kios. Di dalam pasar-pasar ini disediakan kios dan los sebagai penunjang sarana perdagangan. Jumlah Kios dan Los dimaksud masing 426 unit dan 423 unit.
Transportasi
Sebagai daerah transito, sektor perhubungan merupakan sektor yang sangat menunjang perekonomian daerah Di Kabupaten Musi Rawas, itu sangat didukung dengan sarana transportasi yang sangat beragam, di antaranya, sepeda motor, mobil penumpang, mobil bus, mobil barang, kereta gandeng, kereta tempel, kendaraan khusus.
Kesimpulan
Jadi, menurut saya Kabupaten Musi Rawas mempunyai banyak potensi yang bisa dikembangkan karena terkandung banyak kekayaan alam di wilayah ini sehingga  apabila saya menjadi seorang kepala daerah di daerah ini saya akan menjadikan Kabupaten Musi Rawas ini sebagai lumbung pangan dan lumbung energi dari provinsi Sumatera Selatan dan negara Indonesia pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar